Wednesday 6 September 2017

Menentukan variabel penelitian dan indikator forex


Penentuan Variabel Penelitian de Hubungan Antar Variabel Peter Hagul, Chris Manning dan Masri Singarimbun Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Setelah mengemukakan beberapa proposição berdasarkan konsep dan teori tertentu, peneliti perlu menemukan variabel penelitian dan selanjutnya merumuskan hipotesa berdasarkan hubungan antar variabel. Di samping berfungsi sebagai pembeda, variabel juga berkaitan dan saling memengaruhi satu sama lainnya. Bentuk variabel. 167 Variable diskrit. Dinyatakan dengan angka utuh (hasil perhitungan) 167 Variabel bersambungan. Dapat dinyatakan dalam angka pecahan (hasil pengukuran) Agar dapat dikelompokkan menjadi satu variabel, dua lebih atribut tidak boleh 8216tumpang tindih8217 (mutuamente exclusivo). Atribut dalam suatu variabel harus mencakup semua kemungkinan yang ada dalam suatu variabel (exaustivo). Dalam penyusunan kuesioner, atribut suatu variabel perlu diketahui secara lengkap. Contoh, merah dan putih adalah dua dari sejumlah atribut dalam variabel warna. Jenis Hubungan Antar Variabel A. Hubungan Simetris Variabel yang satu tidak disebabkan dipengaruhi oleh yang lainnya. Empat kelompok hubungan simetris. 1. Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama. 2. Kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama. 3. Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana satu berada yang lainnya pun pasti disana. 4. Hubungan yang kebetulan semata-mata. B. Hubungan Timbal Balik Hubungan dimana suatu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat dari variabel lainnya. Variabel terpengaruh dapat menjadi variabel pengaruh pada waktu lain. Contoh, variabel X mempengaruhi variabel Y, pada waktu lainnya varaibel Y mempengaruh variabel X. C. Hubungan Asimetris Satu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya. Enam tipe hubungan asimetri. 1. Hubungan antara estímulo dan respons. Hubungan kausal yang umumnya dileliti dalam ilmu eksakta, psikologi dan pendidikan. Prinsip selektivitas adalah dados dasar yang memperhatikan bahwa kedua kelompok sesungguhnya sama dalam keterbukaan terhadap pengaruh luar sebelum mendapat estímulo. 2. Hubungan antara disposisi dan respons. Disposis adalah kecendrungan untuk menunjukkan respons tertentu dalam situasi tertentu yang berada dalam diri. Misal, hubungan kepercayaan dengan kecendrungan makan obat tradisional. 3. Hubungan antara ciri individu dan disposisi tingkah laku. Ciri yaitu sifat individu yang relativo tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan. 4. Hubungan antara prakondisi yang perlu dengan akibat tertentu. Misal, agar pedagang kecil dapat memperluas uasaha perlu persyaratan pinjaman bank yang lunak. 5. Hubungan yang imanen antara dua variabel. Bila variabel satu berubah maka variabel yang lainnya akan berubah. 6. Hubungan antara tujuan dan cara. Misal, kerja keras dan keberhasilan. Berbagai Hubungan Asimetris A. Hubungan Asimetris Dua Variabel Hubungan antara 8220variabel pengaruh8221 dan 8220varaibel terpengaruh8221 akan disebut variabel pokok. Hubungan keduanya merupakan titik pangkal analisa dalam ilmu sosial. Dalam ilmu sosial hubungan tunggal antar satu variabel dengan variabel lainnya tidak pernah ada dalam realita. B. Hubungan Asimetris Tiga Variabel Pengaruh variabel ketiga keempat dapat 8220dikontrol8221 melalui sistem analisa maupun cara penentuan sampel. Menetralisasi pengaruh variabel luar dengan memasukkannya sebagai variabel kontrol variabel penguji dalam analisa. Akal sehat, teori dan hasil empiris dari penelitian lain merupakan pedoman untuk menentukan variabel kontrol dalam penelitian. Selain dengan memasukkan variabel ketiga kedalam analisa, dapat juga mengontrol pengaruh variabel luar melalui penentuan sampel. 1. Variabel penekanan dan variabel pengganggu Dari hasil analisa awal disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antar dua variabel tetapi ketika variabel kontrol dimasukkan, hubungan menjadi nampak. Variabel kontrol dalam kasus ini disebut variabel penekan (variável de supressor). Masuknya variabel ketiga dalam analisa dua variabel dapat memberikan hasil yang berlawanan dengan hasil analisa dua variabel saja. Variabel ketiga dalam kasus ini disebut variabel pengganggu (variável distorcida). Segala sesuatu ada penyebabnya, dan tidak begitu saja terjadi. Variabel antara jika masuknya variabel ini hubungan statistik yang semula nampak antara dua variabel menjadi lemah lenyap. Karena hubungan yang semula nampak antar kedua variabel pokok bukanlah suatu hubungan yang langsung tetapi melalui variabel yang lain. Dalam realita, hubungan antar dua variabel merupakan penggalan dari sebuah jalinan sebab akibat yang panjang. Setiap usaha mencari jalinan yang lebih jauh seperti variabel anteseden akan memperkaya pengertian tentang fenomena yang sedang diteliti. Kerangka teori serta akal sehat yang menentukan suatu variabel dapat dipertimbangkan sebagai variabel anteseden. Untuk itu perlu 3 syarat yaitu. 167 Ketiga variabel saling berhubungan, variabel anteseden dan variabel pengaruh, variabel anteseden dan variabel terpengaruh, variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. 167 Variabel anteseden dikontrol, hubungan antar variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak lenyap. Variabel anteseden tidak mempengaruhi hubungan antar kedua variabel pokok. 167 Variabel pengaruh dikontrol, hubungan antar variabel anteseden dan variabel terpengaruh harus lenyap. Hubungan antar variabel sosial cukup kompleks. Tugas peneliti adalah mencari hubungan yang menarik dan penting, yang menerangkan maslah yang diamati. Hubungan tersebut dikaitkan dengan teori dan hasil penellitian orang lain, dan dirumuskan dalam bentuk hipotesa. Konsep pokok diukur dengan variabel yang diberi definisi khusus oleh peneliti, agar dapat menguji hipotesa penelitian. Penggolongan dan penyederhanaan hubungan agar mudah dimengerti. Mempelajari masalah, hubungan dan memilih variabel dapat menjelaskan hubungan sosial yang dianggap perlu diperhatikan. Penelitian dari orang lain, pengamatan secara akal sehat, pedoman baik menentukan variabel kontrol yang tepat.1. PENGERTIAN VARIABEL Istilah variabel dapat diartikan bermacam macam. Dalam tulisan ini variable diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabeL penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Kalau ada pertanyaan tentang apa yang akan di teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secção da teorização da variável de dapat didefiisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai Variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Dinamakan variabel karena ada variasinya. Menurut Y. W Best yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanupulasikan, dikontrol atau dioservasi dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan Tinggii Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang kan diteliti. Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentikan oleh landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya. 2. KLASIFIKASI VARIABEL Variabel-variabel yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambilan dados apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan. Berkaitan dengan proses kuantifikasi data biasa digolongkan menjadi 4 jenis yaitu (a). Data Nominal, (b). Data Ordinal, (c). Intervalo de dados dan, (d). Rácio de dados. Demikianlah pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan dengan cara yang sama Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan variabel ini bersifat diskret de saling pilah (mutuamente exclusivo) antara kategori yang satu dan kategori yang lain contoh: jenis kelamin, Status perkawinan, jenis pekerjaan Variabel Ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3 dan seterusnya. (Classificação) Variabel Interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasaumsikan terdapat satuan (unidade) pengukuran yang sama. Contoh: intervalo variável misalnya prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu programa dinyatakan dalam skor, penghasilan dan sebagainya. Taxa Variabel. Adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. (Drs. Sumadi Suryabrata. Metologi Penelitian. Hal. 26-27) Menurut Fungsinya variabel dapat dibedakan: a). Variabel Tergantung (Variable dependente) Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi. Variabel ini sering disbut sebagai variabel output, Kriteria, Konsekuen. Atau dalam bahasa Indonésia sering disebut Variabel terikat. Dalam SEM (modelagem de equações estruturais) variabel dependen disebut variabel Indogen. B). Variabel Bebas (Independent Variabel) Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Karena fungsi ini sering disbut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain. Variabel ini juga sering disebut sebgai variabel Estímulo, Prediktor, antecendente. Dalam SEM (Modelagem de Equações Estruturais) variabel independen disebut variable eksogen. C). Variabel Intervenção Variabel intervenig adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diurur. Variabel ini merupakan variabel penyelaantara yang terletak di antara variabel independen dan dependent, sehingga variabel independent tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Variabel Intervenção juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh. D). Variabel Moderador Dalam mengidentifikasi variabel moderador dimaksud adalah variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta meperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung. E). Variabel kendali Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan variabel moderador jadi juga seperti variabel moderador dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung f). Variabel Rambang Berlainan dengan variabel bebas, yaitu fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian. Variabel rambang yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung. (Drs. Colid Narbuko, Drs. H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Hal.119-120) 3. MERUMUSKAN DEFINISI VARIABEL OPERÁSIONAL-VARIABEL Setelah variabel variabel diidetifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara Operasional. Penyusunan Definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil dados mana yang cocok digunakan. Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapa diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. Cara menyusun definisi operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu 1). Definisi Pola I, yaitu disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operações) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi. Contoh: 8211 Frustasi adalah keadaan yang timbul sebgai akibat tercegiahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai. 8211 Lapar adalah keadaan dalam individual yang timbul setelah dia tidak makan selama 24 jam 8211 Garam Dapur adalah hasil kombinasi kimiawi antara natrium dan Clorida. Definitivamente Pola I ini, yang menekankan Operasi atau manipulasi apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas. 2). Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi. Contoh: 8211 Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan. 8211 Orang Lapar adalah orang yang mulai menyantap makanan kurang dari satu menit setelah makanan dihidangkan, dan menghabiskannya dalam waktu kurang 10 homens. 3). Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknnya. Contoh: 8211 Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa yang mempunyai ingatan baik, mempunyai perbendaharaan kata luas, mempunyai kemampuan berpikir baik, mempunyai kemampuan berhitung baik. 8211 Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok daripada seorang diri. Seringkali dalam membuat definisi operasional pola III ini peneliti menunjuk kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya. Setelah definisi operasional variabel-variabel peneliitian selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi penelitia telah menyusun prediksi tentang kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional, dan siap diuji melalui data empiris. (Drs. Sumadi Suryabrata. Metologi Penelitian. Hal. 30-31) 4. MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara berbagai variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas dan variabel terikat (Variável independente dependente de Dengan dependente). uma. Hubungan Simetris Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris: 1). Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama. 2). Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama. 3). Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana. 4). Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata. B. Hubungan Timbal Balik Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat. C. Hubungan Asimetris (tidak simetri) Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni: 1). Hubungan antara estímulo dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli. 2). Hubungan antara disposisi dan respons. Dispositive adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila Stimulus datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan Disposisi berada dalam diri seseorang. 3). Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di sini adalah sifat indivíduo yag relativo tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan. 4). Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu. 5). Hubungan Imanen antara dua variabel. 6). Hubungan antara tujuan (termina) dan cara (significa) 5. PENGUKURAN VARIABEL Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungkan konsep yang abstrak dengan realitas. Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada penelii untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses pengukuran mengandung 4 kegiatan pokok sebagai berikut: a). Menentukan indikator untuk dimensi dimensi variabel penelitian. B). Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya. C). Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, Apakah tingkat ukuran nominal, intervalo ordinal relação atau e d). Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran yang baik. Alat pengukur yang baik, apabila alat pengukur itu dapat mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu dalam pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen tersebut. Salah satu asumsi dasar di dalam ilmu pengetahuan adalah, bahwa gejala sesuatu harus ada sebab-musahabnya dan tidak begitu saja terjadi dengan sendirinya. Setiap fenomena dipengaruhi oleh serangkaian sebab-musahab. Oleh karena itu setiap kali kita menentukan sebab dari suatu fenomena, selalu akan timbul pertanyaan, apakah sebab yang lainnya Apakah sebab yang pertama berpengaruh langsung pada fenomena tersebut, ataukah tidak langsung dan melalui sebab yang lainnya Pertanyaan yang terakhir ini mengantar kita ke suatu faktor penguji yang Inclinando Yaitu Variabel antara. Untuk mengatur rangkaian sebab-musabab suatu fenomena, tentu saja lewat pengamatan serta akan sehatlah desodorando teori-teori yang menjadi pedoman. Namun di dalam rangkaian sebab akibat itu, suatu variabel akan disebut Variabel antara apabila, dengan masuknya variabel tersebut, hubungan statistika yang mulai nampak antara dua variabel menjadi lemah atau bahkan lenyap. Hal ini disebabkan karena hubungan semula nampak antara kedua variabel pokok bukanlah suatu hubungan yang langsung tetapi melalui varibel yang lain. Keterangan. Garis putus berarti mungkin berhubungan langsung, mungkin tidak. 7. VARIABEL ANTESENDEN Variabel Antesenden mempunyai kesamaan dengan variabel antara, yakni merupakan hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan kausan antara variabel. Perbedaannya, Variabel antara menyusup diantara variabel pok, sedangkan variabel Antes de mendahului variabel pengaruh Sebenarnya realita antara dua variabel sebenarnya merupakan penggalan dari sebuah jalinan sebab akibat yang cukup panjang. Oleh karena itu setiap usaha untuk mencari jalinan yang lebih jauh, seperti halnya dengan variabel antes de akan memperkaya pengertian kita tentang fenomena yang sedang diteliti. Untuk dapat diterima sebagai variabel antes que syarat-syaratnya sebagai berikut: ketika variabel harus saling berhubungan. Variabel antesenden dan variabel pengaruh, variabel antesenden dan variabel terpengaruh, variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Apabila variabel antes de dikontrol, hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak lengkap. Dengan kata lain. Variabel antesenden tidak mempengaruhi hubungan antara kedua variabel pokok. Apabila pengaruh dikontrol, hubungan antara variabel antes que possivel a variabel terpengaruh harus lengkap. (Dr. Colid Narbuko, Drs. H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Hal.131-134) KESIMPULAN variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel penelitian ditentukan oleh Landasan Teorinya dan ditegaskam oleh Hipotesis penelitiannya. Menurut datanya, variabel penelitian dapat dibedakan. uma. Variabel Nominal, b. Variabel Ordinal, c. Intervalo Variabel d. Taxa Variabel. Sedangkan menurut fungsinya variabel penenelitian dapat dibedakan menjadi. Variabel tergantung, variabel bebas, variabel intervindo, moderador moderador. Variabel kendali dan variabel rambang. Macam-macam hubungan variabel. Simetri, timbal balik dan asimetri. DAFTAR PUSTAKA Suryabrata, S. 2005. Metodologi Penelitian. Jacarta. PT. RajaGrafindo Persada. Narbuko, C. Achmadi, A, H. 2004. Metodologi Penelitian. Jacarta. PT Bumi Aksara Sugiono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan RampD. Bandung: AlfaBeta Anonim, 1981. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jacarta. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

No comments:

Post a Comment